Pelukan Terakhirmu yang Sangat Kurindukan

Senin, 07 Juni 2010


Aku bungsu dari 8 bersaudara.Ayahku KASIJARNO dan ibuku Rng HERUDATI.Kami dibesarkan dgn disiplin militer yg ketat.karena ayahku seorang Purnawirawan ABRI AD.
Suatu hari aku dan abangku (no 6) SATRIYO AGUS SISWOYO ,bersamaan jatuh sakit. Aku yang kala itu duduk di bangku SMP kls 1, sedang abangku kls 3 SMA.Sakit panas yang kami rasa pada saat itu.Ibu merawat kami dgn telatennya.Obat, blonyoh selalu diberikannya.3 hari lamanya sakit panas kuderita.Lain halnya dgn abangku, 10 hari berlalu tak kunjung turun panasnya.Akhirnya ayahku membawanya berobat ke dokter tetanggaku, dr Sie namanya.Seperti biasa, setelah diperiksa , dokter memberikan resep sembari berkata,"Rawat jalan saja pak, seandainya sebelum obat habis dan ada sesuatu yg tidak enak dirasa, bawa kontrol lagi, pak!"
Ayah selalu memantau keadaan abangku, 3hari rawat jalan mulai kelihatan tanda yang mengkhawatirkan dari kondisi abangku.Hari itu juga abangku dibawa kontrol lagi ke dr Sie .Thipus pak ,harus dirawat inap. RS Budirahayu yg di rujuk dr Sie, karena beliau yg akan merawat disana.10 hari terlewati, dengan pemeriksaan lengkap,barulah diketahui apa sebenarnya penyakit abangku.LHEUKIMIA ACUT. Melayang jauh pikiranku, dlm kondisi kepolosanku, aku menangis pilu, KANKER akan merenggut nyawa abangku. Jerit lirihku didalam hati.Vonis itu kudengar di hari Senin, pukul 14.00 WIB.


HARUS DI RUJUK di RS DR SOETOMO.

Hari Selasa sore, ayah, ibu membawa pulang abangku, untuk persiapan keberangkatan ke Surabaya esok harinya. Rabu, aku sekolah seperti biasa. Tepat pukul 08.30 WIB aku memohon izin kepada guru biologiku, ibu Lena namanya, untuk pulang sebentar,keperluan melepas keberangkatan ayah, ibu,dan abangku ke Surabaya.Kebetulan jarak rumahku dan sekolahku tak jauh, berlarilah aku.
Sesampai di rumah, kulihat abangku sudah rapi, bersandar 2 bantal di kursi ruang tamu.Air mataku tak bisa kutahan saat itu,nelangsa betul melihat kondisi fisik abangku.Dlm hati aku menjerit, jadi seperti ini fisik abangku "si pelatih tenisku".( Dia pandai bermain tenis) 30 menit tepatnya aku menemani abangku sampai detik keberangkatannya.Dia memeluk erat aku sambil berkata," Sudah jgn nangis, doakan saja aku ya!" Kubalas erat di dalam pelukanku.Kulambaikan tanganku sampai kendaraan yang membawanya lenyap dari hadapanku.


HARI HARI MENCEMASKAN

Setiap hari Sabtu ayahku pulang kerumah untuk menengokku.Yaaa orang selalu bilang kalau aku anak emas ayahku.Hari Sabtu itulah hari yang menyenangkan sekaligus meyedihkanku.Sambil duduk dipangkuanya, ayah berceita kondisi abangku.Sport jantung ucapnya, itu yang menyelimuti perasaan ayah ibuku saat itu. Betapa tidak, hampir setiap hari ada yg meninggal di sekeliling abangku.Hanya doa yang selalu menggelayut dibibir ayah, ibuku dan kepasrahan pula yg bisa ayah ibuku selipkan dalam doanya itu. 3 bulan abangku di rawat di RS DR SOETOMO kala itu.


DOKTER ANGKAT TANGAN.

Melihat parahnya tingkat penyakit abangku, dan saat itu belum ada obatnya, dokter mengatakan," kami sdh berusaha sebaik mungkin, tinggal kita kembalikan keputusan kepada ALLAH YMK."
Akhirnya ayah memutuskan membawa pulang ke rumah.Alternatif juga menjadi salah satu solusinya.


DEPRESI JUGA MELANDA ABANGKU.

Bulan Mei tepatnya waktu itu, siswa SMA di kotaku sedang menjalani Ujian Nasinal. Ditengah terik matahari ,dengan mencuri-curi kesempatan abangku berjalan pelan-pelan ke depan halaman rumahku.(Kebetulan pinggir jalan raya rumahku.)
Menunggu teman-teman sekolahnya pulang ujian,mereka lewat depan rumahku.Ayahku mulai khawatir dgn kondisi emosi abangku. Perlahan-lahan ayahku memohon jangan banyak memikirkan tentang sekolahnya dulu.Tapi lain halnya dengan abangku,semangat sekali abangku menanyakan tentang ketertinggalannya dalam belajar.Dengan harapan bisa menyususul ujian jika sudah sembuh.Sebulan telah berlalu,kondisi abangku bukan semakin baik ,tetapi sebaliknya,malahan semakin parah.

DETIK DETIK TERAKHIRNYA.

Sungguh nelangsa melihat kondisi fisik abangku.Tulang berbalut kulit.Dileher,ketiak dan selangkangannya muncul beberapa benjolan, sebesar bola golf.
Untuk makan susah,apalagi untuk menelan. Apapun saat itu yang diinginkannya selalu serba salah, tetapi ayah ibu selalu mengabulkannya.Permintaan yang sangat memilukan aku saat itu adalah, disaat asa kesembuhannya memuncak, abangku minta dibuatkan susu dicampur bubur bayi MILNA,dalam kondisi panas (air termos)tanpa ditiup, tanpa didinginkan, langsung diminum habis.Huff miris melihatnya.
Sekeranjang buah segar, lengkap yang amat mahal menurutku, buah tangan guru karatenya, hanya bisa dipandang dengan matanya yang kuyu,hanya dicium harum aroma buah itu.Sungguh miris aku bila mengingatnya.Semoga engkau selalu menikmatinya di surga sana.
Tepat hari ke 40 kepulangan abangku, seperti biasa dgn sikap gayaku , aku menyanyi pelan didepan kaca kamar abangku.Betapa kagetnya aku, dari kaca kulihat abangku tidur dengan mata terbuka satu. Dari mulutnya kudengar suara yang tak biasa diperdengarkan "NGOROK". Berlarilah aku menghampiri ayahku, kutarik lengannya sambil berkata ," TOLONG LIHAT MAS AGUS DULU." Ayahku yang saat itu sedang menyaksikan Berita Nusantara TVRI langsung melompat.Begtu juga dengan ibuku yang sedang rebahan dikamarku,pun meloncat. Kami sekeluarga berkumpul disekeliling abangku.Ibuku dengan tabah mendampingi abangku. Meskipun air mata mengalir tak henti-hentinya,ibu terus berusaha menyadarkan dan membimbing abangku. Terdengar suara abangku lirih memanggil aaak......uuuuuk.....
(mungkin memanggil pak , buk) Ibuku semakin memeluknya....dan memmbingnya... sampai detik nafas terakhirnya.Tanggal 19 Juni 1982 , pukul 19.15 WIB tepatnya.


BUKU HARIANNYA.....

Kami kalut dalam duka, ayah menangis sejadi-jadinya sambil memelukku dan kakak ke 4ku. Jenazah abangku dikeluarkan dari kamar tidurnya. Disemayamkan di ruang tamu. Kubersihkan dan kurapikan tempat tidur abangku.Saat itu baru bisa kupegang buku hariannya.Yaaaah setelah kepergiannya aku baru tahu goresan penanya." DENGAN DIIRINGI TANGISAN ADIKKU,AKU BERANGKAT TUK MENCARI KESEMBUHANKU."Betapa kulihat goresan kepedihan adikku melihat kakaknya "PUCAT SEPERTI MAYAT".(kata kata ini yg sangat menyentuhku sampai detik ini.)
Yang kusayangi abangku ALmr Satriyo Agus Siswoyo,pelukan terakhirmu masih sangat kurindukan.Meskipun cita-cita AKABRI AU mu tak tertunaikan, kini dirimu telah jauh terbang disisiNYA.Dengan linangan air mata, dengan iringan gemingan doa,tak mungkin aku bisa melepas rasa rindu yang menyesak dada.Aku masih ingin kau hibur dikala duka, aku masih ingin kau lindungi dari bahaya, aku masih ingin tertawa bersama, aku masih ingin kau boceng motor HONDA .
Ya Allah ampunkan segala dosanya, terima amal ibadahnya, tempatkam abangku disisiMU selayaknya.

AMIN.

YULIA,2010.

0 komentar:

 
♥KALAM IBU-IBU♥ - by Templates para novo blogger