Senin, 07 Juni 2010
MENDUNG DI HATI SASA
By YUNI
Sasa berlari lari riang ketika pulang Sekolah. Ia sedikit bergegas karena akan diajak belanja sama mamanya. Besok hari Minggu, Sasa, mama dan papanya akan keluar kota untuk berlibur.
Tak mengherankan jika pada hari Sabtu itu mamanya akan belanja untuk bekal esoknya.
“ Ma .............! Ayo, jadi nggak belanjanya ?, katanya mau ke Supermarket !” seru Sasa begitu ia sampai di rumah.
“ Jadi dong, tapi kamu mesti ganti pakaian dan makan siang dulu!” kata mamanya.
“ Pakai pakaian ini aja ya Ma, nggak usah ganti segala !”
“ Lho ......... lho .......... lho ....... masak baju seragam sekolah dipakai ke mana2 ?”.
“ Ya deh ........... Sasa ganti baju dulu “ , Sasa lalu memasuki kamarnya dan berganti pakaian. Tidak berapa lama, ia segera keluar dari kamar.
“ Ma ......... Sasa sudah siap! Yuk berangkat Ma!”, ajak Sasa.
“ E ............ kamu makan dulu dong , nanti kamu kelaparan !”
“ Nggak usah ma, nanti beli mpek mpek aja yang deket Supermarket itu lho Ma “.
“ Mama kan sudah masak, ngapain mesti beli mpek2 segala ?”
“ Ala Mama ! Sekali sekali beli mpek mpek ngapain sih? “ rengek Sasa.
“ Kan 3 hari yang lalu habis beli mpek mpek ke sana! Kok sekarang beli lagi ? Habis dong duit Mama nanti “.
“ Pokoknya Sasa nanti mau beli mpek2. Kalau Mama nggak mau, ntar Sasa ngambek lho! “ Sasa mendesak mamanya sambil mukanya agak cemberut .
“ Iya .......... iya ........., beli mpek mpek ya beli mpek mpek, tapi kamu nggak usah cemberut gitu! “.
“ Cihui .........! “ teriak Sasa yang kemudian merangkul Mamanya dan mencium pipinya dengan gemas “.
“ Aduh, kira kira dong Sa ....! “, seru mamanya kesakitan karena ciuman putrinya itu.
Sasa dan Mamanya kemudian beriringan menyusuri gang di kompleks perumahan mereka. Sesampainya di jalan raya mereka berhenti untuk menunggu taksi. Tak berapa lama kemudian ada
taksi yang melintas di jalan raya itu. Taksi itupun segera dihentikan oleh Mama Sasa.
Pagi harinya Sasa sudah berdandan rapi, mesti tidak bersekolah karena hari Minggu. Sasa mengenakan celana jeans dan kaos lengan pendek yang bergambar tokoh kartun Spongborg. Ketika Sasa, Mama dan papanya akan naik ke mobil, tiba tiba ada seorang memanggil manggil papa Sasa dan menghampiri mereka. Orang tersebut ternyata Pak Momon, tetangga dekat mereka.
“ Maaf Pak .....e ........e .........anu ..........e .........e ...........anak saya .......e .......e ..........anu .........e .......e ! kata Pak Momon tak jelas karena gugup dan kebingungan.
“ Tenang Pak, tenang ! Pak Momon itu ada apa?, kok gugup begitu? “ tanya Pak Sulaeman, papa Sasa.
“ E ..... anu Pak ....... e ...... anak saya sakit. Badannya panas sekali dan ia ngomel ngomel tak karuan! Tolonglah anak saya Pak!”/
Pak Sulaeman dan istrinya saling berpandangan. Tanpa banyak bicara, Pak Sulaeman dan istrinya pergi ke rumah Pak Momon. Sementara itu Sasa masuk ke dalam mobil dengan hati kesal.
“ Sasa, ayo keluar dulu. Mobilnya mau dipakai papamu nganterin Sindy ke RS, suruh mamanya. Setelah kembali dari rumah Pak Momon.
“ Huh ....... Pak Momon sih bikin kacau acara saja!” omel Sasa sambil keluar dari mobil.
“ Jangan begitu Sa, kita kan mesti membantu tetangga yang kesusahan !” kata mamanya.
“ Sementar ya sayang, Papa ke Rumah Sakit dulu! Pokoknya kita tetep ke luar kota!. Pak Sulaeman menepuk pundak putrinya, lalu masuk ke mobilnya dan segera pergi.
“ Kok mesti Papa sih Ma, yang nganterin Sindy?, kan masih banyak tetangga lain yang punya mobil?” tanya Sasa jengkel.
“ Kita kan tetangga pak Momon yang paling dekat. Lagi pula Pak Momon kan sering bantu bantu kita”.
“ Tapi kita kan mau bepergian, Pak Momon mestinya tau diri dong !”.
Muka Sasa semakin mendung, ia kemudian duduk di kursi teras.
“ Huh ..... gara gara Pak Momon, acara jadi berantakan!” omelnya lagi.
“ Sa, kamu ini bagaimana sih? Kita kan sama tetangga mesti tolong menolong! “ kata Mamanya
“ Ingat nggak kamu ketika jatuh dari sepeda? Siapa yang menolongmu? Pak Momon kan? Coba kalau nggak ada Pak Momon, mungkin lama kamu baru mendapat pertolongan. Waktu itu kan Mama sama Papa tidak ada di rumah .” sambung mamanya.
Sasa jadi ingat peristiwa yang terjadi menimpa pada dirinya, kira kira setahun yang lalu. Ketika itu ia sedang naik sepeda kemudian ia terjatuh karemna ada mobil yang berkecepatan tinggi menyalipnya, ia gugup dan terjatuh di selokan. Untung waktu itu Pak Momon melihatnya yang kemudian menolongnya membawa ke Rumah Sakit. Sasa menghela nafas dalam dalam.
“ Diin ........... diin ............! Suara klakson mobil tiba tiba menyentak lamunana Sasa.
“ Ayok Ma, itu Papa sudah datang! “ Sasa menarik tangan mamanya.
“ Kok cepat amat sih? Memangnya urusan Sindy sudah selesai ? tanya Sasa kepada Papanya ketika sudah berada di mobil.
“ Iya, kan Sindy terpaksa harus diopname di Rumah Sakit! “
“ Terus yang nungguin siapa Pa ? “ tanya Mama Sasa
“ Pak Momon dan istrinya, mereka tadi kan ikut “.
“ Nanti kita tengok Sindy ya pa, pulangnya nanti! “ usul Sasa kepada Mama dan Papanya.
Pak Sulaeman dan istrinya saling berpandangan kemudian tersenyum. Di dalam hati mereka senang melihat perubahan sikap putrinya yang semata wayang itu.
Setelah itu mobil Pak Sulaeman bersama istri dan anaknya itu segera meluncur dari halaman rumah.
0 komentar:
Posting Komentar