Hidup adalah Rangkaian Puzzle

Sabtu, 19 Juni 2010

HIDUP ADALAH RANGKAIAN PUZZLE
oleh : Winny W.Sutopo

Pernahkah melihat anak kecil bermain puzzle? Potongan-potongan karton tak beraturan bila ditempatkan pada tempatnya yang tepat akan membawa kepada suatu bentuk yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Dan untuk memasangkan satu potongan, kadang kita harus mendapatkan dulu potongan yang lain sebelumnya.

Pengalaman hidup saya juga membawa saya pada kesimpulan bahwa hidup ini seperti potongan-poongan puzzle. Tidak ada satu fragmen kehidupan yang berdiri sendiri. Filosofis ya?

Ketika mahasiswa dulu, saya rajin mengikuti kak Seto mengajar di Istana Kanak-Kanak, cikal bakal playgroupnya sekarang. Disana saya belajar mengaplikasikan ilmu psikologi saya yang waktu itu baru semester 2. Saya belajar tahap2 perkembangan anak, bagaimana mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak, bagaimana berinteraksi dengan anak dan lain-lain. Sekian belas tahun kemudian, ketika saya telah menikah dan tinggal di Bontang, saya diminta untuk menjadi konsultan Play Group Al Kautsar yang ketika itu baru berdiri. Saat itulah saya mengaplikasikan ilmu yang saya dapat ketika di Istana Kanak-Kanak dulu, karena ternyata tidak semua ilmu yang saya dapat di bangku kuliah dapat dan sesuai untuk diterapkan disini. Justeru pngetahuan yang saya dapat ketika bekerja dengan kak Seto itulah yang banyak membantu.

Seperti suami-suami pada umumnya, suami saya juga tergolong workaholic. Karena itu saya terbiasa menyelesaikan segala masalah sendiri. Mulai dari menyelesaikan masalah anak2, rumah tangga, berhubungan dengan bengkel, tukang dan lain2. Tentu saja saat itu saya juga banyak mengeluh dan mengomel karena harus menyelesaikan semua sendiri, sementara saya juga bekerja. Tetapi ketika saya harus tinggal sendiri di jakarta selama 7 tahun, barulah saya memahami maksud Allah memberi saya pengalaman serupa itu. Di jakarta, saya harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi kedua anak saya yang sedang berangkat remaja. Terbiasa menghabiskan waktu dengan anak dan membantu mereka menyelesaikan masalahnya, membuat saya amat mengenal anak2 saya dan kami mempunyai hubungan yang sangat erat. Itulah bekal saya untuk menghadapi tingkah polah mereka sebagai remaja. Pengalaman berhubungan dengan bengkel dan tukang serta mengambil keputusan sendiri pun baru terasa manfaatnya ketika itu, karena tidak mungkin saya setiap kali harus bertanya kepada suami yang berada jauh di Bontang.

Di jakarta pun saya tidak selamanya senang. Ada kalanya saya juga merindukan semua kemudahan hidup di Bontang. Tetapi ternyata selama di jakarta saya jadi dapat ikut merawat ayah saya yang terkena stroke sampai kemudian beliau meninggal dunia. Itulah rupanya potongan puzzle yang menghubungkan kpergian saya dari Bontang ke Jakarta.

Di jakarta juga saya mendapat kesempatan untuk bekerja pada beberapa perusahaan yang membuat saya makin memahami cara berorganisasi yang benar, bagaimana menghadapi macam-macam karakter orang dan bagaimana menyikapi hidup secara lebih bijaksana. Pengetahuan dan pegalaman ini ternyata baru bermanfaat ketika saya harus kembali lagi ke bontang dan harus ikut dalam organisasi ibu-ibu disini. Pengalaman dan pengetahuan itulah yang saya coba terapkan demi kemajuan PWP.

Bukan cuma pengalaman yang langsung terjadi pada saya, saya pun dapat menarik pelajaran dari pengalaman suami saya. Saya teringat ketika pada suatu hari suami saya pulang kantor dengan wajah diwiron karena kesal dipindahkan ke bagian yang tidak disukainya. Ternyata di bagian itu, ia jadi sering pergi keluar negeri. Dan dari uang saku sisa kepergiannya keluar negeri itu, kami dapat mengumpulkan uang untuk pergi haji dengan fasilitas yang cukup enak.

Sesungguhnya ada banyak lagi pengalaman hidup yang membuktikan bahwa hidup itu adalah poongan puzzle. Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah:

1. terimalah semua pengalaman hidup, baik enak mau pun tidak enak, yang diberikan Tuhan dengan ikhlas karena semua itu pasti ada gunanya.
2. Hiduplah dengan penuh penghayatan, jangan biarkan kita hanya sekadar "bangun" tetapi "tidak sadar" karena dengan adanya pengahayatan pada hidup maka kita dapat menarik pelajaran berharga.
3. Bersyukurlah karena kita disayang Allah. Karena sesungguhnya pengalaman yang kita lalui merupakan bekal untuk menghadapi hidup di masa yang akan datang .

0 komentar:

 
♥KALAM IBU-IBU♥ - by Templates para novo blogger