Kamis, 10 Juni 2010
Putra ke-3 ku,ARYA SURA WIJAYA namanya.
Dia....bayi yang paling berat saat kelahirannya,4.2 kg, dibanding ke tiga saudaranya.
Tak susah aku merawat dan mengurusnya.
Kenapa aku memanggilnya Janaka.....dia laki laki tampan yang...sedikit lembut hatinya....
Kami berharap dia menjadi SOSOK PAHLAWAN YANG LEMAH LEMBUT YANG BISA MENJADI PELINDUNG KELUARGA, sesuai dengan arti namanya.
Sejak balita.....si Janaka......paling jenaka...
Dia paling susah berpisah dengan ayahnya.....Bila ayahnya....bekerja malam....pulsa HP selalu habis ditangannya.(Ya karena saat itu kami belum mendapat fasilitas telepon dari perusahaan).
Bila sudah larut malam ,ayahnya harus pulang, untuk menenangkan tidurnya ."Adik bubuk yok, sudah larut malam ini !" katanya.Besok kita bermain lagi ya! Barulah dia bisa tidur nyenyak.
Keesokan harinya, setelah ayahnya pulang bekerja, si Janaka ganti yang meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah.Satu kesempatan untuk ayahnya beristirahat, tidur.
Tepat pukul 10.00 Wita, si Janaka pulang dari sekolah.Sesampai di rumah ,melihat ayahnya yang sedang tidur pulas, marahlah dia. Tak banyak bicara ,ada saja kelakuannya.Kalau tidak dipukul kepala ayahnya dengan remot TV, dilompatilah ayahnya dari atas tempat tidur. ( karena ayahnya tidur di lantai beralas kasur).... sambil berkata,
" Bangun pak, enak enaknya tidur, bilangnya mau main sekarang!" Ya dengan terpaksa ayahnya bangun.
Semarah apapun kami pasti jadi terawa juga ahkirnya. Saat kami pelototi disetiap kesalahan dia...eeee bukan berhenti,malah menyanyi dia," Matanya melotot,.....melototi aku...." Siapapun orang yang mendengar pastilah tertawa, jikalau melihat ekspresi dan irama lagunya.
Belajar membaca.
Menjelang kenaikan kelas...dari TK A ke TK B.....biasanya anak anak TK diharuskan sudah bisa membaca.
Ya,tak bosan bosannya kami selalu mengajarinya.Menggunakan buku Anak Muslim Pandai Membaca. Entah sudah bosan atau memang mencari perhatian.Sekali kuajari membaca kalimat," Tuti bisu tuli." sekali bisa ,dua kali bisa ,giliran yang keberapa kali saya bilang,"Adik coba ulangi sekali lagi kalimat ini ."
Hahaha. . .... betapa terpingkal pingkalnya saya,yang dibacanya bukan, "Tuti bisu tuli" lagi..... Dia malah membaca ," TUTI SUMBING". Ternyata bukan saya saja yang mendengarkannya, ada beberapa teman ayahnya juga mendengarkannya,wah memang ....mas anak anaknya....lucu lucu semua.
Lagu Kebangsaan Ibu Kita Kartini
Lain hari lain cerita.....
Saat itu bulan April....
Hari Kartini.......tepatnya....
Dengan bangganya, si Janaka saat masuk rumah dari pulang sekolahnya, "Asalamu'alaikum," sambil bergumam.... hem..hem..hem ....hem ...hem...hem ...hem..(irama lagu Ibu Kita Kartini). Begitu selesai ganti pakaian...saya bertanya....," Adik, tadi nyanyi lagu apa?"...... Dia menjawab," Ibu Kita Kartini."
Lagu baru lho buk, tadi diajari bu Mefi. Sekarang, tgl 21 April kan hari Kartini.
Memang adik sudah bisa?
Sudah lah buk ,kan tadi sudah diajari bu guru.Coba ibu kepingin mendengarkan lagunya.Ibu hitung ya, satu , dua ,tiga,ya mulai!
Mulailah....dia bergaya sambil menyanyikannya....... Ibu kita KARMINI putri sejati...hua hahaha..tertawalah saya.....oalah "le" bukan Karmini ....tapi Kartini......
Tak ada sedikitpun rasa malu dan rasa bersalah, membebani dirinya.
Pilih kerudung daripada songkok / kopyah.
Lagu anak anak pada saat itu masih sering ditayangkan di televisi.Ada Joshua, Trio Kwek Kwek ,Giovani, Dea Ananda dll. Diantara penyanyi cilik itu ,Janaka paling suka dengan Dea Ananda. Lagu kesukaannya , lagu bernuansa muslim. Ketika lagu yang disukai ditayangkan di TV, pastilah dia lari mengambil kerudungku.Dipakainya sambil ikut menyanyikan lagu anak anak itu,"YA DANA YA DANA....."Sambil bergoyang menikmati alunan iramanya.
Saat itu ibuku tinggal bersamaku, kadang ibu memiliki kekhawatiran sendiri melihat ulahnya.Tapi bagiku iitu adalah bagian dari kelucuan masa kecilnya.
Kadang ibuku selalu menyambuyikan kerudungku yang akan dipakainya bila ada lagunya Dea.Lari sana ,lari sini, jadi bingung sendiri dibuatnya. Sibuk mencari kerudungku yang biasa dipakainya.Yaaaah .....sungguh diluar dugaan kami semua, sungguh kami terbahak bahak dibuatnya.Kenapa? Si janaka tidak kehabisan akal. Larilah dia kedapur, megambil TISSU TOWEL yang besar, disobek seperlunya. Hanya untuk dijadikan kerudung yang akan dipakainya.Oalah anakku pandai juga dirimu, diantara kebingunganmu.
Ya masih banyaklah kelucuan kelucuannya ,tak akan cukup bila kuceritakan disini.
Berjualan nasi goreng di sekolah.
Janakaku sayang,sungguh bangga ibu memilikimu ,sifat rendah diri tak ada padamu ,tak malu malu ,demi menyenangkan teman temanmu, dirimu rela membawa nasi goreng buatan ibu, yang kau jual disekolah dengan harga Rp 5000.Hanya untuk memenuhi pesanan teman temanmu, setiap hari kau meneteng bungkusan nasi goreng itu. Ibu bangga dengan kemandirianmu.Sudah beberapa benda yang kau miliki dari hasil tabunganmu. Biola, sepatu , HP dan berbagai mainan kesayanganmu, tanpa banyak kau bergantung dgn ibu.Satu ketika, untuk membahagiakan ibu kau berkata ," Biar ibu tidak susah rantangannya,beli kompor lagi saja pakai uangku yang RP 2.000.000 itu." Terima kasih anakku , satu kenangan tersendiri, satu kebajikan yang telah kau persembahkan untuk ibu ." Gunakanlah sesuai keperluanmu,itu lebih penting," jawabku. Kau kayuh sepedamu meskipun terik matahari menyengatmu.Tak pernah kau keluhkan hal itu. Kau berjalan kaki diantara rasa capai tak pernah kau rasakan .Semua amat menyenangkan bagimu.
Janakaku sayang....pertahankan dan tingkatkan kemampuanmu itu .Ibu selalu berdoa untuk keberhasilanmu. Paculah semangatmu supaya kelak engkau berhasil seperti kedua kakakmu.Jadilah cermin dan tauladan bagi adikmu.Biarkan jari jempol ibu selalu berdiri untuk kehebatan anak anak ibu. Jangan engkau sombong dengan segala kelebihanmu. Amalkan dan manfaatkan setiap ilmu yang lebih itu.
Ya ALLAh....bimbing dan lindungi anak anak kami untuk selalu di jalan MU,kuatkan iman dan islamnya... jadikan mereka anak anak yang sholeh & sholehah, anak anak yang berguna bagi dirinya dan bagi semua makhluk di sekelilingnya,selamatkan mereka di dunia & akheratnya...amin.
Bontang juni 2010.
0 komentar:
Posting Komentar