Kamis, 05 Juni 2008
Sudah 3 Minggu Argi berhenti menyusui. Iya, 3 Minggu!!
Hebatkan? Tanpa jamu-jamu, tanpa lipstick, tanpa obat-obatan pahit, alhamdulillah semua berjalan dengan indah dan manis.
Masih teringat 29 bulan yang lalu, waktu Argi baru lahir dan aku bersusah payah mencoba memberikan ASI. Saat itu aku bertekad akan memberikan ASI karena aku tidak ingin kesalahanku waktu Arka lahir terulang kembali, waktu itu aku hanya memberikan ASI ke Arka sekitar 2 bln saja karena maaf ’puting-ku’ datar dan kesibukan kerja, hiks, alasan klise yang sungguh-sungguh sangat amat aku sesali sampai detik ini.
Masalah ’puting datar’ternyata bisa diatasi, hanya perlu kesabaran, ketelatenan dan sekali lagi kesabaran.
Dulu aku ingat, waktu anak pertamaku, Arka, lahir, susah sekali memberikan ASI secara langsung, iya laahh, dengan ’puting datar’ proses menyusui sama sekali tidak berjalan lancar. Arka menangis terus kelaparan dan aku, sebagai ibu baru sangat panik melihatnya. Alhasil aku ambil jalan pintas dengan memberinya susu formula, jadi ASI perah plus sufor, haduuhhh.. kesalahan fatal yang tidak mau aku ulangi lagi. Akibat kesalahan itu Arka jadi gampang sakit hiks hiks.. gampaaang banget tertular penyakit-penyakit temannya dan parahnya lagi diusia 6 bln arka di opname karena pencernaannya terganggu (mungkin botol susu dan perlengkapan menyusu lainnya kurang hiegenis, padahal aku wanti-wanti banget lho masalah kebersihan, teuteup aja kecolongan) aduuhh.. sedih banget deh kalo inget ini, aku merasa penyesalanku ini bakalan aku bawa seumur hidup nih.. :'(
Belajar dari pengalaman itu, begitu Argi lahir, aku bertekad bulat, sesusah apapun proses menyusui yang harus aku hadapi, Argi HARUS aku berikan ASI tok minimal 6 bln! Mulai deh dari waktu hamil aku rajin membaca-baca artikel-artikel tentang cara-cara menyusui, tentang proses menyusui, tentang kendala-kendala selama menyusui, tanya sana-sini dan aku rajin pijat payudara.
Ternyata tetap saja, proses menyusui yang bagi ibu-ibu lain mudah dan alamiah, bagiku sulit luar biasa. Di bulan-bulan pertama setiap mau mulai menyusui aku harus menarik-narik putingku dengan alat darurat berupa alat suntik yang jarumnya sudah dibuang, aduuhhh... sakitnya sangat luar biasa. Setelah sekian jam menahan sakit, alhamdulillah akhirnya berhasil, horrreee!!!
Putingku bisa keluar dan Argi bisa menyusui langsung walaupun tetap dengan susah payah karena sering terlepas. Baru beberapa tegukan lepas, beberapa tegukan lepas sedih banget, sampai keringet dingin aku menyusuinya. Argipun beberapa kali menangis menjerit-jerit karena terlepas terus. Tapi aku tidak putus asa, aku coba terus dan terus dan terus sampai akhirnya kami berdua merasa nyaman dan proses menyusui berjalan dengan lancar. Fiuuhh...
Satu masalah teratasi timbul masalah lain, saat usia Argi 8 bln payudaraku bengkak, bernanah dan berdarah! (Mungkin karena Argi mulai tumbuh gigi jadi suka digigit-gigit). Aku jadi ngeri setiap melihat Argi membuka mulut mulai menangis mau menyusu. Kata beberapa teman ”sudah deh, disapih aja, toh udah lewat 6 bulan” Tapi aku tidak tega mendengar tangisannya, jadi walaupun terasa sangat perih dan sakit aku tetap menyusuinya. Alhamdulillah hanya 2 hari rasa sakit itu, iya, hanya 2 hari kok, setelah itu baik sendiri. Aku baca di sebuah artikel, ternyata keputusanku untuk tetap memberinya ASI sangat tepat karena obat untuk iritasi atau luka yaa ASI itu sendiri dan air liurnya Argi.
Dan datanglah saat usia Argi 2 tahun, banyak kerabat, teman dan sahabat yang mempertanyakan keputusanku belum menyapih Argi. Katanya nanti jadi manja lah, jadi gak mandiri, jadi cengeng aku sempet khawatir juga di sugesti banyak orang tapi aku keukeuh ingin seperti mbak Luluk yang bisa menyapih dengan penuh cinta. No way deh obat-obatan pahit atau lipstik dipayudara. Biar saja nanti Argi yang memutuskan sendiri kapan dia mau berhenti menyusu.
Tetapi mulai aku juga mulai mengurangi frekuensi pemberian ASI ke Argi, aku tidak lagi menawarkan ASI ke Argi tapi kalau Argi mau ASI aku kasih, itu saja yang aku terapkan. Perlahan-lahan frekuensi menyusu Argi semakin berkurang kok, dari 4x sehari, 3x, 2x pagi dan sore, 1x dan akhirnya tidak sama sekali. triknya begini, kalau mendekati jadwalnya Argi menyusu aku buru-buru cari kesibukan, baca bukulah, bernyanyi, main game, mewarnai atau makan makanan kesukaannya pokoknya sampai Argi lupa dengan ritual menyusunya. Akhirnya pada suatu saat, tepatnya dimulai 3 minggu yang lalu, Argi malam-malam bangun karena haus, bangunnya setengah sadar lalu ngomong " Bunda Bunda dede mau nenen, eh, dede salah, dede mau minum aja..” He..he..he... aku kaget dan takjub waahhh... hebat, lalu aku segera ambil segelas air untuk minum dan plek Argi tidur lagi dengan nyenyaknya.
Dan akhirnya, sudah 3 Minggu ini Argi no ASI lho, katanya tadi siang, ”Dede gak nenen Bunda lagi, dede seperti mas” maksudnya Dede Argi mau seperti mas Arka, tidak nenen lagi. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, senangnya aku mendengar kata-kata itu. Sekarang aku bisa tersenyum bahagia, lihatkan, proses menyapih bisa berlangsung dengan sangat sangat indah...
Mmuahh, sun sayang buat Argi.
Dengan penuh cinta,
Vini
Bundanya Arka dan Argi
(terimakasih buat mbak Luluk karena artikelnya yang berjudul ‘Menyapih dengan cinta’ memberikan aku inspirasi untuk ikutan menyapih Argi dengan cinta)
0 komentar:
Posting Komentar